Kamis, 29 Juni 2017

Selamat Hari Keluarga Berencana dan Hari Keluarga Nasional!



Walaupun Indonesia sudah merdeka namun pada tahun 1949 situasi bangsa kita belum begitu kondusif. Kondisi ini menuntut diberlakukannya wajib militer bagi rakyat Indonesia dan menuntut mereka untuk berpisah dengan keluarga, termasuk diantaranya Letkol Soeharto (alm. mantan presiden RI) yang ada pada saat itu sebagai Komandan Gerilya di Yogyakarta. Melalui perjuangan yang gigih, akhirnya pada tanggal 22 Juni, Belanda menyerahkan kedaulatan bangsa Indonesia secara utuh. Seminggu setelah itu, tepatnya 29 Juni tentara pejuang termasuk Soeharto dapat berkumpul kembali pada keluarganya. Letkol Soeharto memberikan laporan kepada Sri Sultan Hamengkubuwono IX bahwa seluruh keluarga yang berjuang dan bersembunyi di berbagai tempat, telah kembali kepada keluarganya masing-masing. Laporan Soeharto inilah yang kemudian dijadikan tanda resmi masyarakat Indonesia telah berkumpul kembali ke pangkuan ibu pertiwi. Momentum inilah yang kita baca dalam sejarah yang melandasi lahirnya Hari Keluarga.

Dari sejarah tercatat pula bahwa pada tanggal 29 Juni 1970 merupakan puncak kristalisasi semangat pejuang Keluarga Berencana (KB) untuk memperkuat dan memperluas program KB sehingga tanggal tersebut dikenal pula dengan tanggal dimulainya Gerakan KB Nasional. Jadi jelas lahirnya Hari Keluarga di Indonesia ditandai dengan dimulainya Hari Kebangkitan; bangkitnya kesadaran keluarga untuk membangun dirinya ke arah keluarga kecil melalui Keluarga Berencana (KB)


SEPAK TERJANG KELUARGA BERENCANA DI INDONESIA DAN PERKEMBANGANNYA DI

DKI JAKARTA



Periode Perintisan dan Pelopor Keluarga Berencana dan Kependudukan Sebelum 1957



·         Pembatasan kelahiran secara tradisional

Di Indonesia, usaha membatasi kelahiran (Birth Control) sebenarnya secara individual telah banyak dilakukan. Diantaranya yang paling banyak
diketahui adalah cara-cara yang banyak digunakan di kalangan masyarakat Jawa (karena penelitian mengenai hal ini banyak dilakukan di Jawa).
Tetapi bukan berarti daerah-daerah di luar Jawa tidak melakukannya, misalnya seperti di Irian Jakarta, Kalimantan Tengah, dan sebagainya.

Jamu-jamu untuk mencegah kehamilan juga telah banyak dikenal oleh orang. Salah satu diantaranya yang banyak dipakai dipedesaan di Jawa adalah
air kapur yang dicampur jeruk nipis. Khususnya di daerah Temanggung dikenal ramuan yang terdiri dari laos pantas yang dicampur gula aren dan garam,
jambu sengko dan sebagainya.

Namuan dikenal juga cara seperti urut dan juga berbagai ramuan seperti ragi, tapai, pil kina atau minuman keras yang dikenal yang dimaksudkan untuk
menggugurkan kandungan.

Angka kematian bayi di Indonesia tergolong tinggi. Begitu pula dengan kematian ibu saat melahirkan, hal tidak akan terjadi seandainya
calon orang tua bayi sudah mulai merencanakan keluarganya dan mengatur kelahiran. Inilah yang telah menyebabkan sejumlah tokoh-
tokoh sosial dan kalangan masyarakat menjadi lebih bertekad untuk berusaha mengatasi keadaan yang menyedihkan itu, terutama para
ibu rumah tangga, yang menganggap pembatasan kehamilan itu sangat penting demi kesehatan mereka.

·         Perkembangan di Jakarta

Di Jakarta, kegiatan itu dimulai di bagian Kebidanan RSUP yang dipimpin oleh Prof. Sarwono Prawirohardjo. Sejak tahun 1953 di poliklinik kebidanan
yang dipimpin oleh dr. M.Judono dan dibantu oleh dr. Koen S. Martiono, telah dilaksanakan program yang disebut Post Natal Care, yaitu pemeriksaan
pasien 6 minggu setelah melahirkan.

Perhatian Prof. Sarwono Prawirohadjo dalam masalah pengaturan kelahiran (Birth Control) begitu besar, hingga mengirim dr. Juwono ke
luar negeri untuk memperdalam pengetahuannya tentang pembatasan kelahiran.

Dr. Suharto yang ketika itu mempunyai klinik bersalin juga telah mulai memberikan penyuluhan dan pelayanan kepada pasiennya dalam menjarangkan
kehamilan. Beliau telah beberapa kali menerbitkan brosur tentang kesehatan yang diberikan dengan gratis kepada pasiennya. Selain itu juga
diterbitkan sebuah brosur tentang pengaturan kehamilan. Tentu saja brosur ini hanya terbatas distribusinya yaitu di kalangan pasien Dr. Suharto sendiri.

Pada tahun 1956 di BKIA jalan Tarakan, Jakarta, kegiatan pemeriksaan setelah melahirkan dilakukan oleh dr. Koes S. Martinon. Beberapa rumah bersalin
mulai mengirimkan pasiennya ke BKIA untuk mendapatkan pemeriksaan. Mereka yang dikirm ke sana biasanya sudah tergolong dalam kelompok
berisiko besar untuk melahirkan. Ketika itu sedikit sekali yang datang atas kemauan sendiri untuk mendapatkan pelayanan dalam pembatasan kehamilan.

Dr. Hurustiati Subandrio (seorang dokter dan antropolog), selama ada di London dari tahun 1948 hingga 1953 juga sudah menaruh perhatian kepada
program Keluarga Berencana. Ini telah mendorong untuk mengadakan hubungan dengan IPPF (International Planned Paranthood Federation) darimana
ia mendapatkan keterangan yang lebih jelas lagi tentang keluarga berencana, tidak hanya dari segi medis saja tetapi justru dari segi sosial.

dr. Hanifa Wiknjosastro yang pada tahun 1953 mengikuti kuliah post graduate dalam kebidanan di London, setelah membaca buku “Birth Control Today”
karangan Marie Stopes, menjadi sangat tertarik oleh program Keluarga Berencana.

Di London, alat kontrasepsi merupakan barang biasa yang dijual di toko-toko dengan bebas. Di Indonesia, hal semacam itu tidak dapat dilaksanakan.
Membicarakan keluarga berencana secara terang-terangan saja tidak mungkin karena masyarakat masih belum dapat menerimanya. Apalagi
dengan adanya pasal 534 KUHP yang berbunyi sebagai berikut :

“Barang siapa dengan terang-terangan mempertunjukkan ikhtiar untuk mencegah hamil, atau dengan menyiarkan tulisan menyatakan dengan
tidak diminta bahwa ikhtiar atau pertolongan itu bisa didapat, dapat dihukum dengan kurungan selama-lamanya 2 bulan atau denda sebanyak-
banyaknya dua ratus rupiah”.

Itulah sebabnya mengapa dr. Hanifa sepulangnya dari London belum dapat menyebarluaskan pengertian pembatasan kelahiran itu. Pada permulaan
ia hanya dapat membicarakannya dengan rekan-rekannya saja, terutama ahli-ahli kebidanan dan penyakit kandungan, karena bagaimana pun juga
dokter-dokter inilah yang nantinya akan memberikan pelayanan dan memegang peranan penting dalam usaha penyebar-luasan gagasan pengaturan
kehamilan tersebut. Kepada dokter-dokter itulah dr. Hanifa mulai memberikan ceramah-ceramah dan mendiskusikan masalah pengaturan kehamilan.
Dokter Hanifa juga memberikan pelayanan pembatasan kelahiran di poliklinik Kebidanan RSUP, walaupun secara diam-diam. Cara yang digunakan
oleh dr. Hanifa ialah cara yang ketika itu popular, yaitu dengan menggunakan Menzinga Passarium atau Dutch Cap.

Pada waktu itu Dr. Hurustiati beberapa bulan bekerja di poliklinik RSUP yang disusun oleh dr. Hanifa. Perlu dicatat bahwa pada tahun 1956
Dr. Hurustiati bersama dengan beberapa tokoh wanila lain, mendirikan sebuah klinik keluarga berencana di Gedung Wanita, Jakarta. Kegiatan klinik itu,
seperti juga klinik-klinik lainnya pada masa itu yang memberikan pelayanan keluarga berencana, adalah sangat terbatas dan berjalan dengan diam-diam.

·         Periode Persiapan dan Pelaksanaan

1.  LKBN (Lembaga Keluarga Berencana Nasional)

Setelah berdirinya PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) pada tahun 1957, telah melaksanakan usahanya dengan berbagai kendala,
baik dalam menyebar luaskan gagasannya kepada masyarakat maupun dalam menghadapi reaksi Pemerintah, maka pada Kongres Nasional I
PKBI mengeluarkan pernyataan yang disampaikan kepada Pemerintah. Isi pernyataan ituadalah sebagai berikut :

-  PKBI menyatakan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Pemerintah yang telah mengambil kebijaksanaan mengenai Keluarga
Berencana yang akan dijadikan program pemerintah.

-  PKBI mengharapkan agar keluarga berencana sebagai program Pemerintah segera dilaksanakan.

-  PKBI sanggup untuk membantu pemerintah dalam melaksanakan program keluarga berencana sampai di pelosok supaya faedahnya dapat dirasakan
oleh seluruh lapisan masyarakat.

Pernyataan ini disampaikan tepat pada waktunya, di mana suasana sudah lebih menguntungkan yaitu dengan adanya penandatanganan Declaration of
Human Right oleh beberapa Kepala Negara termasuk Indonesia (Presiden Soeharto). Deklarasi tersebut antara lain telah menerima resolusi yang
pada pokoknya mendukung gagasan bahwa, adalah hak asasi manusia untuk menentukan jumlah anak yang dikehendaki, dan sebagai kelanjutannya
maka Presiden Soeharto menyatakan bahwa Pemerintah menyetujui program nasional keluarga berencana yang diselenggarakan oleh masyarakat
dengan bantuan dan bimbingan Pemerintah.

Sehubungan dengan itu pada tanggal 7 September 1968, keluarlah Instruksi Presiden No.26 Tahun 1968 kepada Menteri Kesejahteraan Rakyat
(Menkesra) yang isinya antara lain :

1.  Untuk membimbing, mengkoordinir serta mengawasi segala aspek yang ada di masyarakat di bidang keluarga berencana;

2.  Mengusahakan negara terbentuknya suatu Badan yang dapat menghimpun segala kegiatan keluarga berencana serta terdiri atas unsur-unsur
Pemerintah dan masyarakat.

Berdasarkan instruksi Presiden tersebut keluarlah Surat Keputusan Menkesra No.36/Kpts/Kesra/X/1968 tentang pembentukan team yang akan
mengadakan persiapan pembentukan sebuah lembaga keluarga berencana. Dan pada tanggal 17 Oktober 1968 dikeluarkanlah Surat Keputusan
Men kesra tentang pembentukan Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) dengan tugas pokok :

-  Menjalankan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplikasi usaha-usaha keluarga berencana.

-  Memberikan saran-saran yang diperlukan kepada pemerintah mengenai keluarga berencana sebagai program nasional.

-  Mengadakan /membina kerjasama antaraIndonesia dan luar negeri dalam bidang KB, selaras dengan kepentingan nasional.

·         Proyek Keluarga Berencana DKI Jakarta

Sebagai salah satu usaha yang juga mempercecpat keluarga berencana dijadikan program nasional adalah proyek keluarga berencana DKI Jakarta.

Pada waktu itu setelah simposium kontrasepsi di Bandung pada tahun 1967 Gubernur Ali Sadikin menganggap sudah tiba waktunya untuk segera
mulai kegiatan keluarga berencana secara resmi di DKI Jakarta. Maka pada tanggal 21 April 1967 tepat pada peringatan Hari Kartini di Balai Kota
dilantiklah orang-orang yang akan menyelenggarakan Proyek Keluarga Berencana DKI Jakarta yang dipimpin oleh dr. Herman Susilo dan dr. Koen
Martiono sebagai pelaksana proyek.

Pada akhir tahun 1967 diperoleh bantuan dari Ford Foundation melalui PKBI. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalahkegiatan penerangan dan
motivasi yang dimulai di bawah pimpinan Prof. M. Djoewari (alm). Kemudian pada tahun 1968 dilanjutkan dengan penerangan dan motivasi yang
dilakukan oleh PLKB yang mulai melaksanakan tugasnya di wilayah DKI. Dan juga diadakan penelitian selama tahun 1968 dan 1969 mengenai
karakteristik akseptor, kelangsungan menjadi akseptor pil dan pemakaian IUD dengan bantuan biaya dari PKBI.

Setelah berdirinya LKBN (Lembaga Keluarga Berencana Nasional) barulah Proyek Keluarga Berencana DKI Jakarta mendapat subsidi Pemerintah.
Pada tahun 1980 Pemerintah menganggap keluarga berencana perlu dilaksanakan sendiri oleh Pemerintah sebagai bagianintegral pembangunan
nasional. Maka lahirlah Keppres No.8 tahun 1970 yang menetapkan bahwa BKKBN merupakan lembaga pemerintah dengan penanggung jawab umum
di tangan Presiden.



Disunting dari: Badan koordinasi keluarga berencana nasional; sejarah perkembangan keluarga
berencana dan program kependudukan; Jakarta; 1981;-

Rabu, 31 Mei 2017

Selamat Hari Lahir Pancasila!



●SELAMAT HARI LAHIR PANCASILA●

Sejenak merenung dan terilhami dengan nilai pancasila dengan ketuhanan yang maha esa kita diwarnai nilai-nilai keyakinan (agama, norma, nilai) dan mengutuk atheisme, dengan kemanusiaan yang adil dan beradab kita menolak paham radikalisme, dengan persatuan indonesia kita menolak perpecahan bangsa dengan alasan apapun, dengan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan kita menolak kepentingan satu golongan, dan dengan keadilan sosial bagi seluruh indonesia kita menolak pembangunan yang tidak berkeadilan.

#ComdevFTUNJ
#SatuTekad
#SatuAksi
#Menginspirasi

▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪

📄 https://comdevftunj.blogspot.com
🐤 https://twitter.com/comdevftunj
📷 https://instagram.com/comdevftunj
👤https://www.facebook.com/CMDVFTUNJ/
📩 comdevftunj@gmail.com


ⓒ KOMINFO Comdev FT UNJ

Selamat Hari Perlindungan Anak Sedunia!



●SELAMAT HARI PERLINDUNGAN ANAK SEDUNIA●

Setiap anak dilahirkan bagaikan kertas putih. Dan bagaimana tulisannya tergantung kita dan lingkungan yang akan menggoresnya. Anak bukanlah perwujudan kita dalam bentuk kecil. Tapi anak adalah individu unik yang kelak akan punya kehidupan sendiri. Tidak ada manusia yang sempurna. Tapi dengan berjuang bersama kita bisa mewujudkan hal-hal luar biasa dan mendekati sempurna.

#ComdevFTUNJ
#SatuTekad
#SatuAksi
#Menginspirasi

▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪

📄 https://comdevftunj.blogspot.com
🐤 https://twitter.com/comdevftunj
📷 https://instagram.com/comdevftunj
👤https://www.facebook.com/CMDVFTUNJ/
📩 comdevftunj@gmail.com


ⓒ KOMINFO Comdev FT UNJ

Selamat Hari Tanpa Tembakau Sedunia!




🚫 HARI TANPA TEMBAKAU SEDUNIA 🚫

●Bukan untuk Kesehatan saja tetapi untuk Lingkungan●

Data epidemi di dunia menunjukkan, tembakau membunuh lebih lima juta orang setiap tahunnya. Jika hal ini terus berlanjut, diproyeksikan pada tahun 2020 terjadi 10 juta kematian, dengan 70% kematian di negara sedang berkembang. Global Youth Tobacco Survey (GYTS) Indonesia tahun 2006 melaporkan, 64,2% anak sekolah yang disurvey terpapar asap rokok selama mereka di rumah. Sebanyak 37,3% pelajar merokok, dan 3 diantara 10 pelajar pertama kali merokok sebelum berumur 10 tahun (30,9%). Tingginya populasi dan konsumsi rokok, menempatkan Indonesia pada urutan ke-3 konsumen tembakau/rokok di dunia setelah China dan India dengan konsumsi 220 milyar batang per tahun 2005.

Asap rokok/tembakau mengandung lebih dari 4.000 senyawa kimia, 43 diantaranya bersifat karsinogen. Tidak ada kadar paparan minimal dalam asap rokok/tembakau yang “aman”. Separuh lebih (57%) rumah tangga di Indonesia mempunyai sedikitnya satu perokok, dan hampir semua perokok (91,8%) merokok di rumah. Seseorang bukan perokok yang menikah dengan perokok mempunyai risiko kanker paru sebesar 20 sampai 30%, dan mempunyai risiko terkena penyakit jantung. Menurut data Badan Kesehatan Dunia, jumlah perokok di Indonesia adalah terbesar ke tiga di dunia dan kematian akibat kebiasaan merokok mencapai 400 ribu orang per tahun.


[Source: Google]


#ComdevFTUNJ
#SatuTekad
#SatuAksi
#Menginspirasi

▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫

📄 https://comdevftunj.blogspot.com
🐤 https://twitter.com/comdevftunj
📷 https://instagram.com/comdevftunj
👤https://www.facebook.com/CMDVFTUNJ/
📩 comdevftunj@gmail.com

ⓒ KOMINFO Comdev FT UNJ

Minggu, 28 Mei 2017

Selamat Hari Keluarga!



Keluarga,

Begitu kita menyebutnya.

Kutemukan sosok malaikat-malaikat didalamnya.

Yang Allah hadirkan untuk setiap umatnya.

Ada,

Malaikat yang menjelma menjadi seorang wanita yang mengandung selama 9 bulan dan melahirkan melalui rahim kecilnya melawan rasa yang begitu sakit dan berjuang mempertaruhkan nyawanya. Tidak hanya itu, ia pun dengan sabar dan tulus mengasihi serta menyayangi tanpa meminta sebuah imbalan serta tanpa bisa terhitung seberapa besarnya. Ibu, begitu aku memanggilnya.

Malaikat yang menjelma menjadi seorang pria yang begitu kuat, tangguh, pantang menyerah, dan tetap menyayaangi. Sesosok pria yang berhasil membuatku jatuh hati untuk pertama kalinya. Karena hanya ia pria yang menjaga dan tidak menyakiti. Pria yang selalu memberikan kebahagiaan dan tidak pernah mendatangkan kesedihan. Bapak, begitu aku memanggilnya.

Tak hanya itu, Allah pun menghadirkan sesosok teman, saudara, pendamping, yang menjadi pelengkap keluarga ini. Meskipun begitu, banyak perbedaan yang dimiliki baik itu perbedaan pendapat atau perbedaan lainnya yang kerap kali menghadirkan cekcok  diantara kami. Namun, ketika kami sedang dijauhkan oleh jarak tak jarang kami pun selalu mencari keberadaan satu sama lain. Seperti ada yang hilang jika satu tidak ada. Adik, begitu aku memanggilnya.

Merekalah, sosok-sosok yang Allah hadirkan dalam sebuah ikatan keluarga.

Bukan hanya aku, kamu pasti memilikinya juga bukan?

Iya, memiliki keluarga bukan memiliki yang lainnya lhooo…

Allah hadirkan keluarga di dalam kehidupan ini kepada setiap umatnya. Agar kita memiliki tempat untuk berteduh, tempat untuk pulang, dan tempat agar kita tidak kesepian. Betapa harus kita mensyukuri nikmat yang Allah berikan ini.

Keluarga adalah,

Tempat yang selalu merindukan kita untuk pulang dan hadir ditengah-tengah kehangatan yang mereka ciptakan

Tempat yang didalamnya tidak ada orang-orang munafik serta orang-orang yang memiliki wajah lebih dari satu.

Tempat yang selalu menghadirkan tawa, kasih sayang, dan perhatian. Ketika di luar sana banyak orang yang mencampakkan maka pulanglah karena keluarga tidak akan seperi itu. Ketika di luar sana banyak orang yang mengacuhkanmu maka pulanglah karena keluarga akan selalu mendengarkan segala keluh kesahmu dan selalu memberikan perhatian tanpa perlu kamu mengemis-ngemis untuk meminta.

Tempat segudang alasan untuk aku bebuat kebaikan dan berbuat kebermanfaatan. Ketika kamu mulai lelah menjalankan segala kewajibanmu maka pulanglah, karena dengan begitu lelahmu akan hilang setelah melihat mereka malaikat-malaikat yang berada didalam keluargamu. Dengan begitu kamu akan bangkit dan mencoret kata lelah dari dalam kamus hidupmu, hanya dengan melihat senyuman-senyuman itu. Senyuman penuh harapan. Dan dengan begitu pula kamu tidak akan berbuat hal yang tidak baik dan tidak bermanfaat, karena kamu tahu betapa perih dan menyedihkannya jika senyuman-senyuman manis penuh harapan itu hilang.

Tempat dimana tidak ada orang yang membiarkanmu sendiri.

Tempat dimana orang-orang yang selalu mengatakan hal yang benar adalah benar dan hal yang salah adalah salah. Ketika kamu sibuk mencari orang-orang yang seperti itu di luar sana, kamu lupa bahwa kamu telah memilikinya. Ya, di tempat itu. Tempat dimana kamu dilahirkan dan dibesarkan juga tempat kamu untuk pulang telah memiliki itu semua tanpa kamu minta.

Janganlah kita terlalu asik bermain dengan dia atau mereka di luar sana sampai menghabiskan waktu yang dimiliki. Ingat, ada tempat dimana ada orang-orang yang merindukan keberadaan kita. Bukan hanya dengan dia atau mereka yang harus kamu ajak untuk tertawa dan bersenang-senang. Bukan hanya dengan dia atau mereka nikmat waktu yang Allah berikan untuk kamu habiskan. Namun orang-orang itu, yang berada di tempat kamu untuk pulang juga membutuhkannya.

Waktu adalah sebuah misteri.

Tidak akan ada yang tahu apa yang terjadi dengan hari esok.

Selagi Allah masih memberi waktu dan kesempatan, jangan disia-siakan.

Terimakasih, untuk para malaikat-malaikatku.

Terimakasih untuk selalu ada.

Terimakasih telah menjadi pundak untuk sandaran dan tangan untuk menghapuskan air mata.

Minggu, 14 Mei 2017

PRESS RELEASE FAMILY GATHERING 2017



PRESS RELEASE
Family Gathering Community Development FT UNJ 2017/2018

Reporter: Siti Adhannisa

 Kamis,11 Mei 2017 Green Garden, Jakarta Utara

Family Gathering Comdev FT UNJ 2017/2018 dibuka oleh Prisma Ceila dan Muhamad Subarkah selaku MC, dilanjutkan dengan pembacaan tilawah oleh saudara Rizki Maulana.

Lalu sambutan dari Abdillah Zul Karnain selaku Koor. Comdev FT UNJ 2017/2018 dilanjutkan dengan perkenalan para pengurus Comdev FT UNJ 2017/2018, serta sharing-sharing dari masing-masing divisi.

Saat berlangsungnya kegiatan, kak Gayuh Priwibowo selaku Koor. Comdev FT UNJ 2016/2017 datang memenuhi undangan bersama kak Citra Vileta Azzahra.

Acara kemudian dijeda dengan Ishoma (Istirahat sholat dan makan) karena waktu telah menunjukan 12.00 WIB.

Pukul 13.00 WIB Acara dilanjutkan kembali dengan sambutan dari kak Gayuh Priwibowo selaku Koor. Comdev FT UNJ 2016/2017. Tak lama kak Mariyadi Sosiawan selaku Koor. Comdev FT 2015/2016 juga datang.

Setelah itu masuk ke acara inti yaitu Games. Di tengah permainan kak Dela Pradana selaku perwakilan dari BEM FT UNJ dan Endiansyah perwakilan dari Pasukan Biru FT UNJ datang memenuhi undangan Family Gathering Comdev FT. Dilanjutkan dengan sesi foto bersama.

Setelah melakukan sesi foto bersama, acara dilanjutkan dengan sambutan dari kak Mariyadi Sosiawan, kak Dela Pradana dan Endiansyah.

Setelah sambutan, acara kembali dilanjutkan dengan sesi tukar kado.

Acara yang berlangsung dengan meriah dan lancar ini ditutup oleh Abdillah Zul Karnain dan pembacaan Doa oleh saudara Fahrul Ardi.

#ComdevFTUNJ
#SatuTekad
#SatuAksi
#Menginspirasi.



📄 https://comdevftunj.blogspot.com/
🐤 https://twitter.com/comdevftunj
📷 https://instagram.com/comdevftunj
👤https://www.facebook.com/CMDVFTUNJ/
📩 comdevftunj@gmail.com.

ⓒ KOMINFO Comdev FT UNJ

Kamis, 04 Mei 2017

PRESS RELEASE RAPAT KERJA COMDEV FT UNJ 2017/2018


[PRESS RELEASE]

Rapat Kerja Community Development FT UNJ 2017/2018

Reporter: Ika Dashipa Muslihah.


📆 Senin, 1 Mei 2017
🏡 Kediaman Adelia, Citayam


Rapat Kerja Comdev FT UNJ 2017/2018 dibuka oleh saudari Nurul Nisa Habibah dan saudara Deden Rachmat selaku MC. Setelah itu dilanjutkan dengan tilawah oleh saudara Fauzi Ridho dan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipimpin oleh saudari Ika Dashipa M.

Acara dilanjutkan dengan sambutan dari saudara Rakha Ramadhana selaku Ka.Dept Sospol BEM FT UNJ 2017/2018 dan saudara Abdillah Zul Karnain selaku Koor. Comdev FT UNJ 2017/2018.

Selanjutnya, masing-masing Divisi mulai memaparkan proker maupun non-proker nya dan berdiskusi bersama. Presentasi diawali dengan divisi Fundrising dan di lanjutkan dengan divisi Kominfo.

Presentasi dijeda dengan Ishoma karena waktu sudah menunjukan pukul 12.00 WIB. Ketika ishoma berlangsung, ketua BEM FT UNJ 2017/2018 hadir memenuhi undangan raker Comdev FT.

Setelah Ishoma, pukul 13.00 WIB acara dilanjutkan kembali dengan sambutan dari saudara Prasetyo Setiawan selaku Ketua BEM FT UNJ periode 2017/2018.

Presentasi dilanjutkan kembali dengan pemaparan dari divisi PSDM, KP, P3S, BPH dan sambutan dari saudara Gayuh Priwibowo selaku Koor Comdev FT UNJ periode 2016/2017 sekaligus pembacaan doa penutup.

Acara yang berlangsung dengan lancar ini diakhiri dengan sesi foto bersama.

#ComdevFTUNJ
#SatuTekad
#SatuAksi
#Menginspirasi
=======================================================================
📄 https://comdevftunj.blogspot.com
🐤 https://twitter.com/comdevftunj
📷 https://instagram.com/comdevftunj
👤https://www.facebook.com/CMDVFTUNJ/
📩 comdevftunj@gmail.com
.
.
ⓒ KOMINFO Comdev FT UNJ

RENCANA PEMBELAJARAN BULANAN COMMUNITY DEVELOPMENT FT UNJ PERIODE 2019-2020 (BULAN JUNI 2019) kelas 1 SD - 6 SD ~~~~~~~~~~~~~~~~~~...