Dimataku
Ibu adalah Wanita terhebat, terkuat, tercerdas, terbijaksana, terindah, dan
banyak lagi ter ter yang lainnya. Entah kenapa setiap kubukakan mata selalu
teringat wajah ibu, ia adalah seorang sosok perempuan, yang however menurutku
sudah renta, kalo dibandingin aku yang bertahun-tahun mencoba untuk sabar dan
bertahan hidup, menjadi teman dan sahabat, menjadi guru dan murid, dan tekadang
bisa menjadi sosok yang paling tidak menyenangkan jika egoisme diriku
berhadapan dengan norma-norma beliau yang terkadang menurutku sudah tidak
zaman. Perbedaan point of view. Engkau tau betapa sayang nya aku sama ibuku?
Melebihi sayang ku pada diriku sendiri, entah itu lebay ataupun apa namanya,
tapi jika boleh jujur aku sangat merindukannya, rindu akan belaiannya, rindu
akan pelukannya, rindu akan ciuamannya, rindu segalanya...
Ibuku,
wanita yang sederhana, berasal dari sebuah desa, pendidikan terakhirnya Sarjana
Pendidikan Agama Islam, sering sekali ibu mengajarkan aku bagaimana menjadi muslim
yang baik, wanita yang solehah, wanita yang mandiri, menasehati arti kebenaran,
kebaikan, juga kemanusiaan. Ia wanita sangat sederhana, namun penuh makna.
Melalui tangannya, terdidik 3 orang yang punya cita-cita tidak sederhana. Aku
dan 2 adikku. Dari tangannya, kami bisa survive, hidup, mencari ilmu,
menjelajah, berkarya & mencari pengalaman. Ibuku tak pernah melarangku
mengikuti kegiatan2 yang sekiranya aku inginkan, karena kebahagiaanku merupakan
kebahagiaan ibuku juga, katanya. Asalkan kegiatan itu positif dan tidak
merugikan diri sendiri. Ia juga wanita yang pantang menyerah. Masih semangat
untuk mencari ilmu dan berkarya.
Kalau
ingat, ketika ibuku terbaring tidur, setiap hari kulihat rambutnya semakin
memutih. Ibuku tidak lagi mengurusnya, seperti aku mengurus rambutku. Kelopak
matanya sudah mengendur, urat-urat di tangan dan kakinya mulai membesar,
kulitnya mulai mengeriput, sendi-sendi pergelangan dan kaki nya selalu
pegal-pegal. Mungkin ibu sudah lupa bagaimana rasanya creambath di salon, karena
budgetnya (anggaran biayayanya) dipakai untuk memasak makanan kesukaan
anak-anaknya. Ibu sudah hampir tidak pernah lagi ke butik, makan di resto
terkenal, menginap di hotel, atau sekedar jalan-jalan di mall, itu sudah tidak
lagi.
Ibuku,
hanya seorang wanita yang tangannya sudah lemah untuk mencuci pakaianku &
piring bekas makanku setiap hari. Baju kebanggaannya adalah daster batik tua,
yang memudahkan beliau untuk bekerja. Ibuku sering sakit kepala sebelah atau
zaman sekarang dibilangnya migren, ketika usiaku 14thun hingga sekarang,
makanya minuman favoritnya, ramuan dokter. Dan obat favoritnya, jamu-jamu, tak
lupa ibuku selalu membawa cap kampak kemana-mana, setiap kali beliau pusing ia
selalu mengoleskan ke dahinya agar hangat, dan rasa sakitnya berkurang.
Waktu
itu, aku juga dengan seenaknya saja pulang terlambat, sering tidak memberi
kabar aku ada dimana dan pulang jam berapa. Tidak ada kabar aku makan malam
atau tidak. Dan ketika datang, aku langsung mandi dan tidur. Padahal ibu sudah
menungguku dari tadi, memasakan kesukaanku dari sore hari. Dengan rasa kasih
sayang ia perhatikan pola makanku, agar kondisiku tidak drop lagi seperti
sebelum2nya. Padahal dari sore hari ia memasak dalam keadaan tidak sehat, ia
baru pulang kontrol dari Rumah Sakit Ia tahan sakitnya, hanya agar anak-anaknya
tidak sakit. Tapi aku?? jangankan berterimakasih, melirik makanannya pun tidak.
Astagfirulloh....
Pernah
juga saat beliau pulang kerja, ia bekerja sebagai guru RA, dengan wajah
lusuhnya karena seharian ia harus tersenyum, ceria bahkan harus seperti teman
bagi anak didiknya itu, ia menyiapkan minumannya sendiri. Menyetrika bajunya
sendiri, dan merapikan tempat tidurnya sendiri. Padahal ketika aku pulang,
makanan dan minuman selalu tersedia di dapur. Pakaianku seringnya dibereskan
oleh ibuku, karena ibu tidak tega melihatku saat pulang malam. Semuanya, di
rumah, ibu yang mengurus. Tapi aku? seringnya tidak bersyukur, seringnya tidak
menggembirakan hatinya. Padahal, ibuku sudah renta. Bahkan tenaganya mungkin
hanya setengah dari tenagaku.
Dan
sekarang ketika aku curhat tentang kondisiku, tentang keluh kesahku, tentang
arti kehidupan yang sebenarnya, aku menangis .. aku tak sanggup jauh dari ibu,
jauh dari ayah, jauh dari kedua adikku, tapi ibuku selalu menyemangatiku,
mensupport aku, serta mendoakanku agar aku menjadi wanita yang telah
diajarkannya semasih aku kecil, mesikipun aku tau dibalik suaranya yang halus,
ada rasa kekhawatiran,kesedihan yang tak pernah ia perlihatkan.
Meskipun
sekarang jauh dari ibu, tapi kecintaanku terhadap ibu tak pernah luntur
sedikitpun, setiap malam aku ataupun ibu selalu berlomba-lomba untuk
membangunkan, untuk melaksanakan solat tahajud.
“Ampunilah yaRabbi...Rabighrfirlii
waliwalidayya warhamhuma kamaa rabbayanii shagiiraa...
Ya
Alloh, Tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan
kepada ibu dan ayahku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau
Ridhai: berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku.
Sesungguhgnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku Termasuk
orang-orang yang berserah diri.”
Kukirimkan
doa ini via sms kepada ibuku, dan ibuku membalas nya “ Aamiin mujibassailin”
dan ketika aku berkata “ingin Pulang” dan ibuku membalasnya lagi “ ketika kita
jauh perasaan, pasti rasa rindu menyelimutimu nak, merasuk jiwa yang kosong,
yang labil, tapi .. ketika engkau sedang menggapai cita2 disebrang sana, jauh
dari orangtua, saudara, mungkin ini adalah godaan, Ibu selalu mendoakan tiap
ingat, selama nafas masih ada, jagalah anakku dari marabahaya, sehatkan,
jadilah anak solehah, jiwa yang besar, yg selalu menjalankan perintah Alloh,
disayangi orang banyak, jauhkan dari fitnah dunya, Aamiin YaAlloh,wallahu
a’lam, cepat tidur lagi nak, masih ada hari esok yang harus engkau gapai nak.”
Aaaaahhhh betapa beruntungnya aku mempunyai ibu seperti dia.
Beliau
juga selalu memberikanku kata-kata penyejuk hati, ia selalu berkata :
Anakku…
Jika kamu BENAR, maka kamu tidak perlu marah.
Jika kamu SALAH, maka kamu wajib minta maaf.
Kesabaran dengan keluarga adalah KASIH.
Kesabaran dengan orang lain adalah HORMAT.
Kesabaran dengan diri sendiri adalah KEYAKINAN.
Kesabaran dengan Allah adalah IMAN.
Jangan terlalu mengingat masa lalu, karena hal itu akan membawa AIR MATA.
Jangan terlalu memikirkan masa depan, karena hal itu akan membawa KETAKUTAN.
Jalankan saat ini dengan senyuman, karena hal itu akan membawa KECERIAAN.
Jika kamu SALAH, maka kamu wajib minta maaf.
Kesabaran dengan keluarga adalah KASIH.
Kesabaran dengan orang lain adalah HORMAT.
Kesabaran dengan diri sendiri adalah KEYAKINAN.
Kesabaran dengan Allah adalah IMAN.
Jangan terlalu mengingat masa lalu, karena hal itu akan membawa AIR MATA.
Jangan terlalu memikirkan masa depan, karena hal itu akan membawa KETAKUTAN.
Jalankan saat ini dengan senyuman, karena hal itu akan membawa KECERIAAN.
Ya
Allah, jika mengingat kebaikan-kebaikan kedua orang tuaku rasanya ingin
kuhibahkan seluruh hidupku untuk kebaikan mereka. Rasanya setiap hari sungguh,
hidupku menjadi beban bagi mereka berdua. Namun anehnya mereka masih mau saja
mendoakan kebaikan2 untukku. Sepanjang hidupnya. Bahkan sampai sekarang Mereka
masih saja mau mendengarkan segala keluhanku.
Jika
boleh ada surga, untuk kedua orang tuaku, gantilah pakaian mereka di dunia dengan
sutera di akhirat, rumah mereka dengan istana di firdaus, minuman mereka dengan
anggur, susu dan madu, makanan mereka dengan hidangan yang tak akan habis,
kerja berat, sakit, Keluh kesah dan beban mereka digantikan dengan kebahagiaan
abadi yang tiada tara.
Ya
Alloh, seandainya saja mereka dizinkan, masukkanlah mereka ke dalam barisan
orang-orang yang akan menjumpaiMu. Orang-orang yang Engkau ridhoi. Orang-orang
yang Engkau sayangi. Orang-orang yang Engkau maafkan.
Ya Allah anugrahkan kepada bangsa ini
wanita-wanita yang tangguh, bijak, dan cerdas yang akan menghasilkan
pemimpin-pemimpin besar yang kelak menyirami tanah air ini dengan keadilan.…
Teruntuk ibuku tercinta, wanita yang tangguh dan tak henti mengukir karya Saat kananmu mengayun bayi manis sang generasi baru kehidupan, secara bersamaan kirimu mengguncangkan dunia..
Teruntuk ibuku tercinta, wanita yang tangguh dan tak henti mengukir karya Saat kananmu mengayun bayi manis sang generasi baru kehidupan, secara bersamaan kirimu mengguncangkan dunia..
Anna
Uhibbu ilaik Umi :*
NURUL FAUZIAH
FUND RISING (ELEKTRO 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar