Sedotan
adalah benda kecil yang dapat menggambarkan seorang wanita. Terlihat remeh,
namun tak mudah dipatahkan. Setia hingga waktu 9 bulan bukanlah hal yang mudah,
dengan perut yang besar, dengan langkah yang semakin lama semakin lambat,
ditambah lagi rasa mual yang mengiringi kehamilan. Itulah takdir seorang
wanita, tercipta hanya dari tulang rusuk yang hanya bagian terkecil dari
seorang lelaki yang gagah. Namun, bila dibandingkan kekuatan seorang wanita tak
kalah hebat dengan gagahnya lelaki. Bahkan hebatnya sebuah Negara tergantung
sehebat apa kaum wanita didalamnya.
Seorang
wanita merupakan sekolah pertama bagi anaknya kelak. Seorang wanita bagaikan
pondasi dalam sebuah keluarga. Bahkan saat ini, seorang wanita sudah mulai
berusaha untuk mandiri. Dimana sudah semakin banyak wanita yang mencari nafkah
untuk diri dan keluarganya. Sebagaimana perjuangan R. A. Kartini yang berjuang
untuk menaikan derajat wanita dengan emansipasi wanita.
Bila
membahas betapa tangguhnya seorang wanita mungkin tidak akan ada habisnya.
Teringat akan ketangguhan wanita maka teringat akan wanita yang telah
melahirkan kita didunia yaitu ibu. Pengorbanan wanita yang satu ini mungkin tak
akan pernah terbalas oleh apapun. Setiap peluh yang menetes kala berjuang
mempertahankan kita agar dapat hidup didunia, bagaikan sebuah pengorbanan
pahlawan yang rela memberikan darahnya untuk Negara. Rasa kecewa yang hadir
karena kita pun selalu saja dimaklumi dan dilupakan karena rasa cintanya. Ia
rela bangun lebih pagi dari yang lain, hanya untuk mempersipakan segala
kebutuhan kita. Ia rela menahan perutnya yang lapar hanya untuk memenuhi perut
kita yang rakus. Lalu, masihkah pantas bila kita melecehkan wanita?
Pelecehan
wanita yang terjadi dimasa kini semakin sering terjadi. Dimana paradigma yang
telah tersebar dalam masyarakat bahwa wanita memiliki tubuh yang lemah. Hal ini
menjadikan wanita semakin menjadi incaran pelaku yang tak bertanggungjawab
untuk menjadikan wanita sebagai korban. Hal ini harus ditanggapi dengan serius.
Wanita haruslah terpenuhi haknya untuk merasa aman dan nyaman dalam negeri nya
sendiri. Oleh karena itu, hargailah wanita yang berada disekitarmu karena kau
terlahir dari perut seorang wanita.
IRFANI ARISTA
PENGAJAR (IKK 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar